Rabu, 02 Maret 2011

SELASA, 28 DESEMBER 2010

UKS: UKS SD Hang Tuah 10 Sedati: Sukses Kembangkan Warung UKS




Bicara tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) selalu pikiran kita tertuju pada sebuah ruang yang didalamnya ada tempat tidur berkelambu serta dilengkapi kotak P3K dengan aroma khas minyak kayu putih atau bau obat-obatan yang menyengat hidung.
Tapi hal ini tidak berlaku di SD Hang Tuah 10 Sedati, sekolah yang berada dikawasan basis TNI Angkatan Laut Juanda ini hampir seluruh kawasan yang ada disekolah ini merupakan lahan untuk UKS. Betapa tidak, kesan ramah lingkungan sudah diciptakan semenjak kita memasuki gerbang sekolah dan di pintu gerbang terdapat tulisan Harap Matikan Mesin!
Kesan asri dan hijau juga terlihat di halaman sekolah yang terdapat 30 ruang kelas ini. “Kenyamanan dalam menuntut ilmu benar-benar kami utamakan karena dengan nyaman maka peserta didik bisa menyerap ilmu yang didapat dari guru-gurunya lebih mudah dan enak,” kata Marsudi, S.Pd.,MM., Kepala SD Hang Tuah 10 Sedati kepada PENA.
Keasrian lingkungan sangat terasa ketika kita memasuki halaman dalam sekolah yang mempunyai luas lahan sekitar 1,6 Ha yakni hampir disetiap depan kelas ditumbuhi pohon sono kembang yang rindang. Dibawahnya terdapat taman dengan aneka warna bunga dan tanaman hias lainnya.
Tempat sampah terdapat disetiap kelas dan di teras kelas terdapat rak sepatu siswa terbuat dari kayu yang berpelitur. “Keberadaan rak-rak sepatu di tiap-tiap kelas ini bukan sekolah yang mengusahakan melainkan atas inisiatif dan peran serta dari orang tua siswa. Terutama orang tua siswa yang ekonominya tergolong mampu. Ini sebenarnya sebagian kecil dari peran serta orang tua siswa karena ada empat kelas yang kami namakan kelas plus dan pembiayaannya ditanggung orang tua siswa yang mampu,” urai kepala sekolah yang membawahi 71 orang tenaga pendidik dan kependidikan di SD Hang Tuah 10 ini.
Kelas plus yang dimaksud adalah masing-masing kelas sudah terdapat AC, LCD, wifi, ada 4 laptop, bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia bahkan disainnya dari orang tua siswa. “Bisa dibilang kelas plus ini adalah kelas mandiri karena semua pirantinya dari orang tua siswa hingga tagihan rekening listrik, orang tua yang nanggung. Laiknya hotel bintang lima, keempat kelas plus ini,” kata Marsudi penuh bangga.
Kebanggaan keluarga besar sekolah ini makin bertambah dengan diadakannya program sister school dengan negara Jepang, Jerman dan Australia sejak tiga bulan yang lalu. “Setiap dua minggu sekali kami mengadakan percakapan jarak jauh dengan sekolah di Jepang. Seringkali kami ditanya tentang cara membuat topi dari kertas yang sedang dipakai anak-anak saat tele conference dan sebaliknya kita tanya proses pembuatan samurai. Dari tele conference ini kami akhirnya mengetahui kalau masalah UKS di Jepang itu kurang mendapat perhatian di sekolah. Bukan karena mereka tidak tahu melainkan setiap sekolah yang dibangun pemerintah sudah sangat lengkap. Bukan kuantitas gedung sekolah yang dibangun melainkan kualitasnya yang diperhatikan pemerintah Jepang. Hal-hal semacam inilah yang kami jadikan bahan masukan yang berharga untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah kami,” urai Marsudi yang juga dosen tamu di UNIPA Surabaya untuk mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Walau menggunakan pengantar bahasa Inggris dalam kesehariannya, namun khusus di hari Sabtu semua warga sekolah diwajibkan menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. “Ini sebagai wujud pembentukan watak kepribadian yang luhur dan pendidikan berkarakter dengan langsung praktek berbahasa Jawa. Mengingat lewat berbahasa Jawa inilah tuntutan sopan santun secara langsung terpraktekkan,” lanjut Marsudi.
Warung UKS
Ada satu program UKS dari SD Hang Tuah 10 Sedati ini yang tergolong masih langkah yakni dengan diadakannya Kantin UKS. Mengapa dinamakan Kantin UKS? Karena semua yang ada didalamnya sudah sesuai dan berstandart serta bersertifikasi dari POM dan Puskesmas. Beberapa syarat Kantin UKS diantaranya setiap makanan/minuman yang dijual harus disertakan tabel kandungan vitamin, kalori serta zat gizi lainnya.
“Selain keadaan Kantin UKS yang bersertifikat, para pengelolanya juga mendapatkan sertifikat pengelola Kantin UKS dari badan POM dan Puskesmas. Jangan heran bila Anda mampir ke kantin ini keadaannya mirip di cafĂ© atau restoran hotel berbintang walaupun yang mengelola sudah sepuh-sepuh,” kelakar Marsudi.
Kantin UKS yang jauh dari zat pewarna, pengawet makanan dan bisa digunakan sebagai pusat pembelajaran, misalnya matematika ataupun ilmu social lainnya. Tak berlebihan kiranya kalau sekolah ini melahirkan juara I Dokter Kecil Jawa Timur 2009, juara IV kader Tiwi Sada tingkat Nasional 2009 dan juara I Kader Tiwi Sada tingkat Sidoarjo tahun 2010.
Sebagai titik puncak, pada 3-4 Desember 2010 lalu, SD Hang Tuah 10 Sedati sebagai tuan rumah Jambore UKS Jawa Timur sekaligus mewakili Sidoarjo dalam lomba UKS di Jawa Timur. “Hasil akhir dari lomba tadi, sekolah kami meraih juara I walau dengan catatan dan sebelum bulan Mei catatan ini sudah kami selesaikan sehingga bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional pertengahan tahun ini,” tutur Marsudi. YUS
Caption:
1. Tatkala pembukaan Jambore UKS Jatim, Desember lalu.(foto:repro)
2. Marsudi, S.Pd.,MM, Kepala SD Hang Tuah 10 Sedati. (foto: YUS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar